Monday, January 15, 2007

The Da Vinci Code

oleh Dan Brown

Novel ini merupakan novel karya Dan Brown yang ditulis setelah novel Angel and Daemon. Temanya juga tidak jauh-jauh dari tema novel Angel and Daemon yaitu menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan Gereja Katolik Roma dan keyakinan agama Kristen. Kalau di novel Angel and Daemon mengangkat topik mengenai kelompok Illuminati, sedangkan di novel The Da Vinci Code ini mengangkat topik mengenai kelompok Biarawan Sion. Dua-duanya diceritakan di novelnya sebagai kelompok yang mengancam keberadaan Gereja Katolik Roma.

Walaupun novel "The Da Vinci Code" diterbitkan belakangan, namun novel ini lah yang akhirnya melejitkan nama Dan Brown sebagai penulis berbakat terutama untuk kasus-kasus yang berkenaan dengan simbologi dan thriller berdurasi cepat. Diperkirakan sekitar 60,5 juta buku novel itu terjual di seluruh dunia pada tahun 2006, dan dari penjualan novel ini Dan Brown mendapatkan 250 juta dolar AS.

Sekarang, mari kita lihat resensinya :

Novel ini bercerita mengenai pencarian Holy Grail, yaitu berupa rahasia-rahasia penting mengenai Yesus Kristus dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Holy Grail ini juga berisikan rahasia mengenai bukti-bukti kemanusiaan Yesus Kristus, keturunan Yesus yang sampai sekarang masih ada, dan mengenai perempuan suci yaitu Maria Magdalena. Maria Magdalena dalam novel ini diceritakan sebagai istrinya Yesus dan penerus ajaran Yesus.

Holy Grail ini sendiri semenjak dahulu selalu dilindungi oleh kelompok kristen bernama Biarawan Sion. Kelompok ini merahasiakan lokasi dari Holy Grail ini dan bermaksud untuk membukanya ke khalayak umum ketika waktunya sudah tepat. Karena pentingnya Holy Grail ini, maka lokasinya hanya diketahui oleh 4 orang guru tertinggi di organisasi Biarawan Sion.

Akan tetapi, pembatasan informasi ini menjadi masalah ketika ke empat orang guru tersebut dibunuh satu persatu oleh orang tidak dikenal. Untunglah korban terakhir dari ke empat korban tersebut sempat meninggalkan pesan dalam bentuk kode-kode rahasia sebelum terbunuh.

Jacques Sauniere, nama korban terakhir tersebut. Dia adalah seorang kurator di museum Louvre, Perancis. Ia menyebutkan nama Robert Langdon, seorang profesor muda ahli simbologi lulusan Universitas Harvard dalam kode rahasianya itu. Polisi Perancis yang mendapati sang kurator ini tewas menggenaskan di dalam museum akhirnya mengambil kesimpulan bahwa Robert Langdon lah yang menjadi pembunuhnya.

Tahu mengenai hal ini, Robert Langdon mencoba melarikan diri dari kejaran polisi Perancis. Ia dibantu oleh seorang ahli kriptografi Perancis bernama Sophie Neveu, yang juga adalah cucu dari Jacques Sauniere sendiri, yang menyadari bahwa Robert Langdon bukanlah pembunuh sebenarnya.

Dalam pelariannya ini akhirnya sedikit demi sedikit misteri yang melingkupi kode-kode rahasia yang ditinggalkan oleh Jacques Sauniere mulai terkuak. Apalagi kemudian Robert Langdon dan Sophie Neveu mendapatkan bantuan dari seorang ahli dalam bidang Holy Grail bernama Sir Leigh Teabing, seorang bangsawan Inggris yang bertempat tinggal di Perancis. Berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap Holy Grail akhirnya turut mengejar Robert Langdon dan kawan-kawannya. Apalagi setelah diketahui bahwa Robert Langdon membawa serta sebuah cryptex, yaitu tabung silinder yang didalamnya berisi informasi tentang lokasi Holy Grail yang sesungguhnya. Salah satu kelompok yang ikut mengejar Robert Langdon dan kawan-kawannya adalah kelompok Opus Dei, kelompok radikal kristen yang menginginkan Holy Grail itu dihancurkan.

Pelarian Robert Langdon ini akhirnya sampai ke Inggris, dan di dalam pelarian tersebut Robert Langdon beserta teman-temanya berhasil memecahkan kode lokasi Holy Grail tersebut. Dan seperti karya Dan Brown lainnya, kisah ini berakhir bahagia. Sophie Neveu akhirnya bisa mengetahui sejarah keluarganya dan Holy Grail tetap tersimpan sebagai sebuah misteri bagi orang-orang yang masih mencarinya.

No comments: