Monday, January 01, 2007

Digital Fortress

oleh Dan Brown

Novel karya Dan Brown kali ini bersetting sebuah organisasi intelijen Amerika Serikat bernama NSA (National Security Agency), sebuah lembaga rahasia kepunyaan AS (Amerika Serikat) yang bertugas menjamin keamanan nasional AS.

Secara umum, novel ini bercerita mengenai upaya wakil direktur operasional NSA bernama Trevor J Strathmore untuk menjadikan semua berkas acak yang memakai kode sandi yang disadap oleh NSA dapat diterjemahkan dengan cepat dengan bantuan komputer canggihnya.

Ambisinya ini tercapai ketika ia beserta timnya berhasil membuat sebuah mesin komputer canggih bernama TRANSLTR. TRANSLTR merupakan komputer yang memiliki 3 juta prosesor didalamnya. Tiga juta prosesor itu mampu secara bersamaan mencoba semua kemungkinan kunci untuk membuka sebuah berkas yang tersandi, dan kemudian mendapatkan teks jelasnya. TRANSLTR ini diciptakan dengan alasan keamanan AS, agar email dan data digital lainnya yang disadap dari raja-raja narkotika, teroris, penggelap uang dapat dipecahkan kodenya oleh TRANSLTR ini.

Semuanya berjalan lancar-lancar saja dan beberapa hasil terjemahan dari TRANSLTR bahkan dapat menggagalkan rencana terorisme di AS, sampai suatu ketika datanglah telpon dari seorang yang mengaku telah berhasil membuat algoritma pembuatan kode kunci yang demikian hebatnya sampai-sampai TRANSLTR pun tidak akan bisa memecahkannya. Algoritma itu disebutnya sebagai "benteng digital".

Penasaran dengan informasi ini, Strathmore kemudian menguji berkas acak yang menggunakan sandi dari program tersebut dan hasilnya sangat mengejutkan. Mesin TRANSLTR tidak mampu untuk mendapatkan teks jelas nya.

Kaget dengan hasil ini, akhirnya Strathmore malah mendapat ide untuk mendapatkan kode sumber dari program tersebut dan berencana untuk menyisipkan program tambahan didalamnya. Tujuannya adalah dengan program tambahan tersebut, maka tidak ada yang dapat memecahkan berkas yang memakai sandi tersebut kecuali NSA. Program tambahan ini akan berfungsi sebagai celah bagi NSA ketika menterjemahkan berkas acak yang didapat. Sayangnya kode sumber algoritma itu juga dilindungi dengan kode sandi yang cuma diketahui oleh pembuat algoritma itu sendiri. Namanya Tandako, seorang bekas anggota tim Strathmore, seorang jenius di bidang kriptografi, imigran keturunan Jepang dan mempunyai cacat tubuh akibat efek radiasi yang diturunkan dari ibunya setelah kejadian bom Nagasaki dan Hiroshima.

Berbekal keinginan itu, mulailah Strathmore menugaskan salah satu bawahannya bernama Susan Fletcher untuk mencari dan menyadap semua email dan informasi digital dari Tandako dan mendapatkan kunci untuk membuka kode sumber algoritma tersebut. Strathmore juga mengupah seorang pembunuh bayaran di Spanyol bernama Hulohot untuk membuntuti Tandako yang sedang berada di Spanyol, membunuhnya, dan mengambil catatan kunci untuk membuka kode sumber algoritma tsb.

Akibat kesalahan Hulahot dalam membunuh Tandako, maka Hulohot tidak bisa mendapatkan apapun dari mayat Tandako. Akibatnya Strathmore mengirim lagi seorang warga sipil yaitu seorang profesor muda yang ahli dalam bahasa bernama David Becker untuk mengambil barang-barang milik Tandako dan menemukan kata kunci yang diinginkan oleh Strathmore.

Walaupun berhasil menyadap dan mengambil isi dari email Tandako dan mengambil cincin berkode yang dianggap sebagai kata kuncinya, tetapi ternyata semua informasi yang didapat itu hanyalah tipuan belaka dari Tandako. Tidak ada program algoritma yang disebut dengan benteng digital itu. Tandako hanya menggertak dan menakut-nakuti Strathmore. Program yang dibuatnya hanyalah sebuah program "cacing (worm)" yang sederhana, akan tetapi berpotensi untuk menyebabkan kebocoran data paling rahasia NSA yang notabene juga adalah data paling rahasia AS.

Akhir cerita, Strathmore yang merasa kalah dan telah dibohongi mentah-mentah tewas bersama mesin TRANSLTR nya yang hancur karena bekerja kelebihan beban untuk memecahkan kode sandi dari berkas yang disandikan dengan algoritma programnya Tandako.

Dan seperti karya-karya Dan Brown lainnya, cerita ini berakhir secara bahagia. Anggota-anggotA NSA terbaik akhirnya bisa menghentikan program yang berpotensi menghancurkan sistem perlindungan data paling rahasia di AS tersebut.

Secara umum, alur cerita Digital Fortress ini hampir sama dengan alur cerita dari Angel & Devil (sebuah karya Dan Brown lainnya). Terdapat kesamaan antara keduanya , diantaranya :

1. Tokoh utama dari keduanya adalah ilmuwan muda yang cantik dan jenius dan seorang profesor muda yang berbakat. Kedua insan manusia ini terlibat dalam hubungan asmara ditengah perjuangan mereka dalam detik-detik yang menegangkan.

2. Adanya seorang pembunuh bayaran yang dimunculkan dan bertugas untuk membunuh beberapa dan tokoh utamanya sebagai sasaran terakhirnya, dan pembunuh ini mati ketika berupaya untuk membunuh tokoh utamanya.

3. Perjalanan dan petualangan yang mendebarkan di kedua cerita bermula dari terbunuhnya seseorang.

4. Adanya satu orang di dalam organisasi yang menjadi korban sebagai kambing hitam akibat kecurigaan yang diarahkan semenjak alur ceritanya di mulai.

No comments: